(TK)lambar— Suasana Lebaran di Desa Canggu, Kecamatan Batu Brak, Kabupaten Lampung Barat, tahun ini terasa berbeda.
Tradisi khas daerah, Sekura Cakak Buah, kembali digelar dengan meriah dan sarat makna, menjadi magnet budaya yang mempererat silaturahmi dan melestarikan warisan leluhur.

Semarak Tradisi Sekura di Hari Raya
Sejak pagi hari, jalan-jalan desa telah dipenuhi warga yang antusias menyaksikan Pesta Sekura Cakak Buah, tradisi budaya yang hanya ada di wilayah Lampung Barat.
Momentum ini jatuh pada 5 April 2025, bertepatan dengan 6 Syawal 1446 H, masih dalam hangatnya suasana Idulfitri.
Tradisi Sekura identik dengan kostum berwarna-warni dan topeng khas (sekura) yang dikenakan peserta.
Mereka mewakili berbagai karakter—jenaka, gagah, bahkan misterius—berkeliling kampung sambil berjoget dan bersenda gurau, menciptakan keceriaan di tengah masyarakat.
Lebih dari sekadar hiburan, tradisi ini menjadi simbol kearifan lokal Lampung Barat yang tetap lestari.
Cakak Buah: Tantangan dan Kemeriahan Lebaran
Salah satu daya tarik utama dalam tradisi ini adalah cakak buah, yakni panjat pinang yang dilakukan secara berkelompok.
Deretan pohon pinang yang menjulang, dihiasi berbagai hadiah, berdiri di halaman warga sebagai ajang adu strategi, kerja sama, dan hiburan bersama.
Tak hanya itu, perayaan ini juga diramaikan oleh sajian musik tradisional, makanan khas seperti lemang, kue segumpal, dan gulai taboh, yang memperkaya suasana Lebaran di Desa Canggu dengan cita rasa khas daerah.
Kebanggaan dan Identitas Budaya Masyarakat
“Setiap Hari Raya Idulfitri, kami selalu menyempatkan diri hadir ke Desa Canggu untuk melihat langsung Pesta Sekura. Ini sudah jadi tradisi keluarga kami. Rasanya belum lengkap Lebaran tanpa melihat Sekura,” ujar Repni Mei Diansyah, warga yang rutin hadir tiap tahun, kepada M-TJEK NEWS, Sabtu (5/4/2025).
Pesta ini bukan sekadar tontonan, melainkan bagian dari identitas dan kebanggaan warga Lampung Barat.
Tradisi yang terus diwariskan lintas generasi ini mendapat apresiasi langsung dari Bupati Lampung Barat, Parosil Mabsus.
“Sekura adalah warisan budaya yang sangat berharga. Kita harus bangga memilikinya, dan generasi muda harus terus didorong untuk ikut terlibat agar tradisi ini tidak punah,” katanya.
Pesta Sekura Cakak Buah berlangsung hingga sore hari, diwarnai tawa, kebersamaan, dan semangat pelestarian budaya. Bagi masyarakat Desa Canggu dan para pengunjung, ini bukan hanya perayaan tahunan, tetapi cermin identitas budaya Lampung yang terus hidup dan menginspirasi.(**)