TK, Lampung Timur — Hujan deras dengan intensitas tinggi menyebabkan ratusan hektar lahan persawahan di Desa Sumberrejo terendam banjir, mengakibatkan gagal panen dan kerugian besar bagi petani yang mencapai ratusan juta rupiah.
Sekretaris Kecamatan Waway Karya, Hari, mengungkapkan bahwa bencana ini merupakan siklus delapan tahunan yang kerap melanda wilayah tersebut. Hingga kini, pihaknya telah melaporkan data luas sawah yang terdampak kepada Dinas Pertanian Kabupaten Lampung Timur, yang mencapai 1.478 hektar.
“Musibah ini terjadi setiap delapan tahun sekali di Kecamatan Waway Karya. Berdasarkan data yang kami laporkan ke Dinas Pertanian Kabupaten Lampung Timur, hingga hari ini sudah ada 1.478 hektar lahan sawah yang terendam banjir,” ujarnya.
Selain menyebabkan kerugian bagi petani, banjir ini juga menarik perhatian masyarakat sekitar. Beberapa warga bahkan memanfaatkan situasi ini untuk membuka jasa **ojek gerobak** bagi pengendara yang hendak melintas di area yang tergenang, dengan tarif bervariasi antara Rp10.000 hingga Rp15.000 per perjalanan.
Di lokasi yang sama, Kepala Desa Sumberrejo, Jeni Aditya, bersama Kepala Desa Karya Basuki dan jajaran pemerintah desa, menyampaikan keprihatinannya terhadap bencana ini. Ia menjelaskan bahwa lahan sawah yang terendam sebenarnya sudah memasuki masa panen. Selain itu, tiga unit mesin pemanen padi (combine harvester) milik petani juga ikut terendam dan tidak dapat diselamatkan.
“Kami dari pemerintah desa turut prihatin atas musibah ini. Lahan yang terendam sekitar 200 hektar, dengan usia tanam bervariasi antara 35 hari hingga yang sudah siap panen. Bahkan, tiga unit combine harvester milik Badan Pangan ikut terendam dan tidak sempat dievakuasi. Kami sangat berharap ada bantuan dari pemerintah daerah untuk para petani yang terdampak,” ungkapnya.
Salah satu petani yang terkena dampak, Safe’i, tak kuasa menyembunyikan kesedihannya. Sawah yang menjadi sumber penghasilan utama bagi keluarganya kini tak bisa dipanen akibat terendam banjir. Ia berharap pemerintah daerah dapat memberikan bantuan, baik dalam bentuk bibit maupun dukungan lainnya.
“Sedih, Mas. Sawah saya yang seharusnya dipanen hari ini malah terendam banjir. Ini satu-satunya sumber penghasilan untuk menafkahi keluarga saya, membayar biaya sekolah anak-anak. Saya berharap ada bantuan dari pemerintah, baik berupa bibit atau yang lain. Tapi ya, kami rakyat kecil begini, mana mungkin pemerintah peduli? Harapan kami tinggal harapan saja,” ujarnya dengan nada lirih.
Partisipasi serta bantuan dari pemerintah daerah maupun pusat sangat dibutuhkan dalam situasi ini, terutama untuk mendukung program penguatan ketahanan pangan nasional sebagaimana yang dicanangkan oleh Presiden.
(ANDI)