TK, Mesuji — 11 Februari 2025 – Masyarakat Desa Gedung Boga, Kecamatan Wayserdang, Kabupaten Mesuji, dihebohkan dengan dugaan adanya lapak ilegal yang diduga menerima brondolan buah sawit hasil curian dari kebun plasma BW. Informasi ini pertama kali beredar di kalangan warga setempat yang menyebutkan bahwa lapak tersebut milik seorang yang dikenal dengan nama Huri atau Jabrik.
Sumber yang meminta untuk tidak disebutkan namanya mengungkapkan, lapak yang berada di area terpencil tersebut kerap menerima kiriman buah sawit dari pihak yang tidak jelas asal-usulnya. Dugaan kuat mengarah pada aktivitas pencurian brondolan sawit yang kemudian dijual di lapak tersebut.
“Ini sudah berlangsung lama, warga sekitar sudah sering melihat truk-truk membawa buah sawit yang tampaknya tidak sah,” ujar salah seorang warga yang mengaku sering melintas di sekitar lokasi. “Beberapa orang menyebutnya sebagai lapak ilegal, karena tidak ada izin atau dokumen yang jelas terkait transaksi tersebut.”
Menyikapi isu ini, pihak kepolisian setempat mulai melakukan penyelidikan lebih lanjut. Kapolsek Wayserdang, AKP Rudi Santoso, menyatakan bahwa pihaknya telah menerima laporan mengenai dugaan aktivitas ilegal tersebut dan kini sedang memeriksa kebenaran informasi yang beredar. “Kami akan menindaklanjuti laporan ini dengan melakukan investigasi lebih mendalam,” ungkapnya.
Sementara itu, PT BW, perusahaan yang mengelola kebun plasma di sekitar wilayah tersebut, belum memberikan tanggapan resmi mengenai tudingan tersebut. Pihak manajemen perusahaan diharapkan segera memberikan klarifikasi untuk menghindari spekulasi yang berkembang di masyarakat.
Meski begitu, masyarakat Desa Gedung Boga berharap agar pihak berwajib segera mengusut tuntas dugaan pencurian dan penjualan brondolan sawit tersebut, yang dapat merugikan petani sawit plasma BW serta mencoreng nama baik desa mereka.
Kepada masyarakat, pihak berwenang mengimbau untuk segera melaporkan setiap aktivitas mencurigakan yang terjadi di sekitar mereka guna mencegah tindak kriminal seperti pencurian hasil kebun sawit yang merugikan banyak pihak. Penegakan hukum yang tegas diperlukan agar kasus seperti ini tidak berkembang lebih jauh.
Penyelidikan lebih lanjut diharapkan dapat membuka fakta yang lebih jelas dan memastikan bahwa keadilan ditegakkan untuk semua pihak yang terlibat.
(HNR)