teropongkasusnews.com-Bisnis jalan ‘becek’ di Kota Bandar Lampung seolah menjadi pemandangan biasa bahkan telah berlangsung selama bertahun-tahun.
Disalahsatu Kelurahan di Kecamatan Panjang menggelar Pembahasan Rencana Perbaikan Jalan pada Selasa tanggal 9 Mei 2023 lalu dengan mengundang seluruh pemilik gudang atau ekspedisi disekitarnya.
Padahal, menurut keterangan warga yang diundang, mereka telah membayar bulanan sejak tahun 2017, namun tak sempat disampaikannya saat menghadiri undangan tersebut, sambil menunjukkan undangannya pada awak media.
Bisnis Jalan ‘Becek’ itu rupanya terjadi sejak lama, “sejak 2017 kita sudah bayar bulanan, ya bilangnya untuk perbaikan jalan” ujar salah satu Humas di gudang setempat.
Undangan tersebut baginya terkesan seperti tak pernah memberikan sumbangsihnya atau partisipasinya untuk jalan daerahnya. “Ya, itu kemaren kok ngundang di kelurahan bahas sumbangan jalan, ada beberapa pejabat Kota Bandar Lampung juga dateng, bilangnya diminta supaya ikut memberikan partisipasi sumbangan buat jalan disini, kan aneh juga” ujarnya.
Menurutnya, pungutan itu dibuat seolah tidak dipaksakan karena tidak dipatokan nilainya namun dituturkannya puluhan ekspedisi dan puluhan pemilik usaha dikenakan Rp500.000 hingga Rp1000.000 atau lebih perbulannya.
“Iya, ada kuitansinya, ada tanda terimanya bahkan kemaren lurahnya langsung yang nagihin”jelasnya.
Salah satu pemilik gudang merasa aneh dengan sikap Pemerintah Kota, karena menurutnya mereka telah memberikan sumbangan jalan setiap bulan.
“Emang selama ini uangnya kemana, sampai sekarang sejak 2017 itu baru sekali saya liat ada perbaikan jalan disini”tandasnya.
Saat awak media menuju kantor kelurahan setempat, terlihat miris pemandangan ‘kolam’ yang cukup besar ditengah jalan depan kantor Kelurahannya yang memajang gambar Wali Kota Bandar Lampung.
Karena Lurah tak ditemukan maka awak media reaksi.co.id lanjut melakukan konfirmasi melalui via WhatsApp dengan pengakuan yang cukup mengejutkan yaitu bisnis jalan ‘becek’ telah berlangsung lebih lama dari penuturan pemilik gudang setempat.
“Gk bener klw sumbangan yg bener mereka memang dari dulu sudah ada kesepakatan sejak tahun 1998 ada iyuran untuk suwadaya perbaikan jalan …”tulis sang lurah. (*)