(TK)—Lampung— Sikap tegas dan disiplin tinggi memang menjadi citra diri Thomas Amirico. Dan hal itu tercermin dalam kepemimpinannya di Dinas Pendidikan dan Kebudayaan (Disdikbud) Provinsi Lampung.

Saat memberi arahan pada acara Bimtek Implementasi Literasi Digital SMA dan SMK se-Lampung Selatan di Gedung SMAN 2 Kalianda, Selasa (7/10/2025) siang, ketegasan Thomas kembali mencuat.
Ia mengingatkan para guru dan penggerak pendidikan di Lampung Selatan untuk serius dan benar-benar meningkatkan kualitas pendidikan. Bangkit dan keluar dari zona nyaman sehingga target IPM Lampung meningkat di tahun 2026.
“Mari kita kembali bergerak bangkit meningkatkan kualitas pendidikan di Lampung terutama literasi, agar IPM meningkat. Jika tahun depan tidak ada peningkatan, maka artinya para kepala sekolah dan guru tidak layak. Jangan karena merasa dalam zona nyaman hingga melupakan kewajiban pendidik, ” Kata Thomas seraya menegaskan, bagi yang tidak sanggup, dipersilakan untuk mengundurkan diri.
Diketahui, kedatangan Kadisdikbud Lampung Thomas Amirico yang didampingi Kabid SMA Diona Khatarina, Kacabdin I, MKKS, dan tim Pemred Club, di SMAN 2 Kalianda, disambut prosesi adat hingga pencak silat.
Kegiatan bimtek itu sendiri, menurut Thomas, dimaksudkan untuk penguatan literasi di SMA dan SMK dalam upaya mendongkrak IPM Lampung yang selama ini masih rendah.
“Secara data, literasi di Lampung Selatan masih tergolong rendah. Dari 115 sekolah, baru satu perpustakaan terakreditasi, yaitu hanya SMA Negeri 2 Kalianda inilah. Karena itu, kita harus kembali membangkitkan minat baca, menulis, kreativitas, dan kreasi siswa sehingga literasi di sekolah meningkat,” kata Thomas.
Dijelaskan oleh mantan Kadisdik Lamsel ini, literasi digital adalah kemampuan seseorang untuk mengakses, memahami, menggunakan, menilai, dan menciptakan informasi melalui teknologi digital, seperti komputer, internet, dan perangkat lainnya secara efektif dan bertanggungjawab.
“Kemampuan ini mencakup keterampilan untuk bernavigasi di dunia digital, kritis terhadap informasi, berkomunikasi secara digital, serta menjaga keamanan dan etika dalam beraktivitas di ruang siber,” lanjutnya.
Menurut Thomas, literasi digital mencakup berbagai keterampilan dan aspek, di antaranya pemahaman dan penggunaan teknologi. Yang pada intinya, memiliki kemampuan untuk menggunakan perangkat dan aplikasi digital guna mengakses informasi dalam menjalankan aktivitas.
Membantu Masyarakat
Dikatakan, literasi digital menjadi penting untuk menghadapi informasi palsu.
“Yaitu bagaimana kita ikut membantu masyarakat membedakan informasi yang benar dan salah, terutama dengan meningkatnya penyebaran hoaks. Kita ikut memberikan pengetahuan cara melindungi data diri dan keluarga dari risiko kejahatan siber,” tambahnya.
(*)