(TK), Palembang— Bertempat di Auditorium Lantai 7 Gedung Presisi, Mapolda Sumatera Selatan, pada Selasa (8/10/2024), Kapolda Sumsel Irjen Pol. Andi Rian R. Djajadi, yang diwakili oleh Wakapolda Brigjen Pol. M. Zulkarnain, menyambut kunjungan tim Dewan Ketahanan Nasional (Wantanas) RI. Kunjungan ini juga dihadiri oleh para pemangku kepentingan (stakeholders) serta penyelenggara Pilkada di Sumatera Selatan.
Kegiatan audiensi tersebut mengusung tema “Optimalisasi Cooling System Guna Mencegah dan Mereduksi Konflik Sosial Dampak Pilkada Serentak 2024 dalam Rangka Menjaga Stabilitas Keamanan Nasional.” Tim Wantanas RI bertujuan menggali data dan informasi dari wilayah terkait dalam rangka pengamatan, evaluasi, dan analisis guna merumuskan strategi politik dan nasional. Hasil dari pengamatan ini nantinya akan disusun menjadi rekomendasi serta masukan kepada Presiden RI, selaku Ketua Dewan Ketahanan Nasional.
Koordinator tim Wantanas, Irjen Pol. Dr. Nazirwan Adji Wibowo, menjelaskan bahwa Dewan Ketahanan Nasional (Wantanas) RI merupakan lembaga yang berada langsung di bawah Presiden. Wantanas memiliki tugas membantu Presiden dalam menyelenggarakan pembinaan ketahanan nasional untuk memastikan tercapainya kepentingan dan tujuan nasional. Tugas Wantanas meliputi penetapan kebijakan dan strategi nasional untuk menjamin keselamatan bangsa, penetapan risiko pembangunan nasional yang dihadapi, serta pengelolaan sumber daya bangsa guna menghadapi risiko tersebut dan merehabilitasi dampaknya.
Wakapolda Sumsel, Brigjen Pol. M. Zulkarnain, dalam sambutannya menyatakan apresiasi atas kunjungan tim Wantanas RI ke Polda Sumsel. Menurutnya, tantangan dalam mewujudkan Pilkada yang bersih, adil, dan demokratis pada Pilkada serentak 2024 sangat signifikan. Pengawasan dan pengamanan yang efektif sangat diperlukan dalam mengatasi dinamika politik yang kompleks, terutama mengingat persaingan antar calon yang sangat ketat dan beragam.
Brigjen Zulkarnain juga mengungkapkan bahwa intensitas kompetisi politik ini berpotensi menimbulkan ketegangan dan polarisasi di masyarakat, yang pada akhirnya dapat memicu konflik atau gesekan antar pendukung pasangan calon. Dalam rangka menjaga situasi tetap kondusif selama proses Pilkada, Polda Sumatera Selatan secara intensif telah mengimplementasikan cooling system, sebuah mekanisme yang dirancang untuk mencegah ketegangan serta mereduksi potensi konflik sosial yang dapat mengganggu jalannya pemilu.
Beliau menekankan bahwa kesuksesan cooling system ini sangat bergantung pada kerja sama yang baik antara aparat keamanan, tokoh masyarakat, dan penyelenggara Pilkada. “Semua pihak harus berperan aktif untuk menjaga situasi tetap kondusif, dengan pendekatan persuasif yang terus didorong,” tutupnya.
(RED)